Kamis, 03 Februari 2011

Pengertian Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan adalah sebuah subjek yang sangat menarik saat kita berada pada masa yang serba kompetitif. Harian-harian (bukan hanya penerbitan bisnis) serta radio dan televisi menyajikan cerita-cerita yang dramatis tentang pertumbuhan dan penurunan perusahaan, pengambilalihan perusahaan dan berbagai jenis restrukturisasi perusahaan. Untuk dapat memahami perkembangan ini dan untuk ikut serta di dalamnya secara efektif di perlukan pengetahuan tentang prinsip keuangan.
Kesuksesan suatu perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan manajer keuangan untuk beradaptasi terhadap perubahan, meningkatkan dana perusahaan, sehingga kebutuhan perusahaan dapat terpenuhi, investasi dalam aset-aset perusahaan dan kemampuan mengelolanya secara bijaksana. Apabila perusahaannya dapat di kembangkan dengan baik oleh manajer keuangan, maka pada gilirannya kondisi perekonomian menjadi lebih baik. Seandainya secara luas dana-dana dialokasikan secara tidak tepat, maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi lambat. Dalam satu perekonomian, efisiensi alokasi sumber-sumber daya adalah sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi secara optimal. Hal ini juga penting untuk menjamin bahwa individu-individu dapat mencapai kepuasan tertinggi bagi kebutuhan-kebutuhan pribadi mereka. Jadi, melalui investasi, pembelanjaan, dan pengelolaan aset-aset secara efisien, manajer keuangan memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan perusahaan dan pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh.
Menurut Agus Sabardi (1995 : 2), Manajemen keuangan dapat di artikan membahas tentang investasi, pembelanjaan, dan pengelolaan aset-aset dengan beberapa tujuan menyeluruh yang direncanakan. Jadi, fungsi keputusan dari manajemen keuangan dapat di pisahkan kedalam bidang pokok yaitu :
1.      Keputusan Investasi
Keputusan investasi merupakan hal penting dari ketiga keputusan pokok perusahaan. Keputusan ini dimulai dari penetapan jumlah asset yang akan di gunakan oleh perusahaan. Apabila kita lihat neraca di sebelah debet (sebelah kiri), total aset yang terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap (dibedakan berdasarkan cara dan lama perputaran aktivanya) merupakan kekayaan dari perusahaan yang menunjukan ukuran dari perusahaan tersebut. Manajer keuangan menginginkan untuk menetapkan jumlah rupiah dari total aset. Meskipun jumlah tersebut sudah diketahui, komposisi dari aset-aset tersebut masih harus ditentukan.
2.      Keputusan Pembelanjaan
Keputusan ini merupakan keputusan pokok kedua dari perusahaan. Di sini manajer keuangan harus menentukan bahwa total asset yang tampak dalam neraca sebelah debet, harus dipenuhi dari modal sendiri seluruhnya atau sebagian dari utang perusahaan. Hal ini terlihat jelas dalam neraca sebeleh kredit (sebelah kanan) yang menunjukan sumber atau asal kekayaan. Setiap perusahaan meskipun bergerak dalam industri sejenis, komposisi besarnya modal sendiri dan utang tampak berbeda-beda. Beberapa perusahaan mempunyai jumlah utang yang relatif besar, sementara perusahaan yang lain hanya mempunyai jumlah utang sedikit. Keputusan komposisi yang tepat antara besarnya utang dan modal sendiri dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Keputusan yang tepat dari manajer keuangan tersebut merupakan keinginan dari setiap perusahaan.
Sebagai tambahan, kebijakan dividen (keputusan tentang besarnya dividen yang harus di bagikan kepada para pemegang saham) di anggap sebagai bagian integral dari keputusan pembelanjaan perusahaan. Dividen Payout Ratio (DPR) meletakkan sejumlah pendapatan yang dapat di tahan oleh perusahaan. Di tahannya pendapatan sekarang yang besar oleh perusahaan mempunyai arti bahwa perusahaan hanya menyediakan sejumlah rupiah yang lebih kecil untuk pembayaran yang dividen. 
3.      Keputusan Manajemen Aset
Meskipun aset-aset telah di peroleh dan pembelanjaan yang baik telah di siapkan, tetapi aset-aset tersebut masih harus di kelola secara efisien. Manajer keuangan bertanggung jawab di berbagai tingkat pengoperasian asset-aset tersebut. Tanggungjawab manajer keuangan lebih terpusat pada pengelolaan aktiva lancar, sehingga tanggungjawabnya terhadap pengelolaan aktiva tetap lebih kecil di banding terhadap pengelolaan aktiva lancar.
Menurut Sutrisno (2007 : 3) setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam rangka memenuhi operasi sehari-hari maupun untuk mengembangkan perusahaan. Kebutuhan dana tersebut berupa modal kerja maupun untuk pembelian aktiva tetap. Untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut, perusahaan harus mampu mecari sumber dana dengan komposisi yang menghasilkan beban biaya paling murah. Kedua hal tersebut harus mampu diupayakan oleh manajer keuangan. Dengan demikian manajemen keuangan atau sering disebut pembelanjaan dapat diartikan sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien. Usaha untuk mendapatkan dana sering disebut pembelanjaan pasif, dan bila kita lihat dineraca akan terlihat disisi pasiva, sedangkan usaha mengalokasikan dana disebut pembelanjaan aktif dan dineraca akan terlihat disisi aktiva.


 




Gambar 2.1. : Hubungan manajemen keuangan dan neraca

Fungsi manajemen keuangan tidak bisa dipisahkan dengan fungsi-fungsi perusahaan yang lainnya seperti pemasaran, produksi maupun sumber daya manusia. Kegagalan dalam mendapatkan sumber dana akan menghambat proses produksi, menghambat program-program pemasaran yang telah ditetapkan, meghambat dalam penarikan sumberdaya manusia yang ahli, sehingga akhirnya akan mengakibatkan kerugian perusahaan secara keseluruhan.
Fungsi manajemen keuangan, terdiri dari 3 (tiga) keputusan utama yang harus dilakukan oleh perusahaan yang terdiri dari :
1.      Keputusan investasi
Keputusan investasi adalah masalah bagaiman manajer keuangan harus mengalokasikan dana kedalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang. Bentuk, macam, dan komposisi dari investasi tersebut akan mempengaruhi dan menunjang tingkat keuntungan dimasa depan. Keuntungan diamasa depan yang diharapkan dari investasi tersebut tidak dapat diperkirakan secara pasti. Oleh karena itu investasi akan mengandung resiko atau ketidakpastian. Resiko dan hasil yang diharapkan dari investasi itu akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan, kebijakan, maupun nilai perusahaan.
2.      Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan ini sering disebut sebagai kebijakan struktur modal. Pada keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sember dana yang ekonomisa dari perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya.

3.      Keputusan dividen
Dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan perusahaan kepada para pemegang saham. Oleh Karena itu, dividen ini merupakan bagian dari penghasilan yang diharapkan oleh pemegang saham. Keputusan dividen merupakan keputusan manajemen keuangan untuk menentukan :
a.       Besarnya prosentase laba yang dibagikan pada para pemegang saham dalam bentuk cash dividend
b.      Stabilitas dividen yang dibagikan
c.       Dividen saham (stock dividend)
d.      Pemecahan saham (stock split)
e.       Penarikan kembali saham yang beredar, yang semuanya ditujukan untuk meningkatkan kemakmuran para pemegang saham.
Secara skematis fungsi manajemen keuangan dapat digambarkan sebagai berikut :




Gambar 2.2. : Manajer Keuangan Sebagai Penyalur Dana

Menurut Mus Abdul Rahman (2007 : 3) Keseluruhan keputusan keuangan di dalam perusahaan, selalu memiliki konsekuensi keuangan, oleh karena itu, maka setiap manajer keuangan perusahaan harus dapat menjaga keseimbangan keuangan dalam perusahaan agar perusahaan dapat beroperasi dengan efektif dan efisien. Hal ini dapat dilaksanakan, jika kekuatan internal perusahaan memiliki keunggulan (advantage) atau daya dukung yang tinggi, misalnya :
1.      Kekuatan pemasaran
2.      Penetapan besar kecilnya persediaan barang
3.      Pemanfaatan kapasitas produksi
4.      Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia
5.      Riset dan pengembangan (R&D)
Fugsi pokok manajer keuangan (financial manager) pada dasarnya adalah merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan perolehan dan penggunaan dana dalam rangka memaksimalkan nilai perusahaan (value of the firm). Itulah sebabnya, keberhasilan manajer sering diidentikkan dengan keberhasilan perusahaan secara keseluruhan, karena peran manajer keuangan menyangkut secara keseluruhan yang menjadi tujuan perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar